Pilih Mana, Sensus atau Survei?

Sebagai Lembaga Pemerintah penyedia Data Statistik di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mempunyai peran yang penting bagi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan berbagai kegiatan di segenap aspek kehidupan bermasyarakat, dan bernegara dalam pembangunan nasional. Salah satu peran serta BPS adalah menyediakan Data Statistik atau Pengumpulan Data Statistik untuk Pembangunan Nasional. Untuk memperoleh Data tersebut, ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengumpulan data, antara lain melalui Sensus dan Survei. Mungkin sebahagian dari kita ada yang ingin tahu, apa itu sensus dan apa itu Survei? Kenapa hanya beberapa orang saja yang di survei, yang lain tidak. Sensus adalah pencacahan lengkap terhadap seluruh unit populasi yang menjadi objek pengamatan pada suatu wilayah. Misalnya kegiatan yang sering diadakan di BPS seperti Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Ekonomi. Untuk 3 kegiatan Sensus tersebut diadakan setiap 10 tahun sekali. Di mana, Sensus Penduduk terakhir dilaksanakan pada 2020 atau setiap tahun yang berakhiran angka ‘0’, Sensus Pertanian yang nanti akan dilaksanakan pada 2023 atau di tahun yang berakhiran angka 3. Sensus Ekonomi yang akan dilaksanakan pada 2026 atau di tahun yang berakhiran angka ‘6’. Sedangkan Survei adalah pencacahan yang dilakukan hanya pada sebagian dari unit populasi yang menjadi objek pengamatan pada suatu wilayah. Misalnya survei yang ada di BPS seperti Susenas, Sakernas, SHKK, VHTS dan survei-survei lainnya. Jika kita sederhanakan lagi, sensus itu adalah Populasi sedangkan Survei adalah Sampel. Pada kegiatan sensus kita mendata semua orang atau objek, sedangkan Survei hanya sebagian dari objek atau orang tersebut. Jadi, jika ditanyakan mana yang lebih baik antara sensus atau survei, atau kapan bisa dilaksanakan sensus dan kapan pula bisa dilaksanakan survei. Semua itu dapat terjawab sesuai dengan kebutuhannya dan kepentingannya. Karena apa, untuk sensus itu menggunakan waktu yang lebih banyak dan lama karena yang akan didata adalah semua populasi atau semua objek, dan menyerap biaya yang tidak sedikit walaupun semua populasi telah terkumpul dan dapat disajikan dengan sederhana hingga ke tingkat yang paling rendah. Sedangkan pada survei, karena yang akan didata sedikit, maka membutuhkan waktu yang sebentar saja, biaya yang sedikit dan bisa cepat segera digunakan. Namun, dibalik semua kelebihannya itu, antara sensus dan survei juga memiliki kekurangan tersendiri. Ibarat contoh, jika kita ingin menjual kue dan untuk memastikan kue kita enak dan layak untuk dijual, maka sebelum kita jual, kita dapat mencicipi sebagian kecil dari kue tersebut. Itulah survei atau sampel. Sedangkan jika kita mencicipi semuanya sampai habis sehingga pada akhirnya tidak ada kue yang akan kita jual, itulah sensus. Sebagai penutup, antara sensus dan survei adalah suatu rangkaian kegiatan yang tidak dapat terpisahkan. Keberadaan survei dapat menguatkan sensus dan keberadaan sensus dapat melengkapi survei.