Paradoks Krisis Energi Lagi Ekspor Batubara - Berita - Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi

Layanan Permintaan Data BPS Provinsi Jambi dapat diakses melalui chat center whatsapp 0811 7434 292 dan Saran dan pengaduan dapat disampaikan melalui email pengaduan1500@bps.go.id Terima kasih

Bagi para pengguna data BPS, yuukk berpartisipasi pada Survei Kebutuhan Data melalui link berikut http://s.bps.go.id/SKDJambi2025 Jawaban Anda sangat membantu untuk meningkatkan kualitas pelayanan kami. Terima kasih.

Paradoks Krisis Energi Lagi Ekspor Batubara

Paradoks Krisis Energi Lagi Ekspor Batubara

2 September 2022 | Kegiatan Statistik Lainnya


Paradoks ekonomi yang terkait dengan krisis migas global adalah bahwa krisis migas merugikan negara pengimpor sumberdaya energi fosil dan sebaliknya menguntungkan penerimaan negara penghasil sumber daya energi fosil seperti kita.

Bukti paling populer untuk hipotesis ini adalah krisis energi di beberapa negara seperti Amerika Serikat, kawasan Eropa dan Asia, diikuti oleh pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19 dan datangnya musim dingin, meningkatkan permintaan energi fosil di banyak negara.

Pada saat yang sama, kelangkaan pasokan gas alam, kenaikan harga gas, kenaikan harga listrik dan tidak dapat diaksesnya bahan bakar minyak (BBM) adalah beberapa alasan mengapa negara-negara di dunia memasuki celah dalam krisis energi.

Di tempat lain di dunia, negara kita sebagai produsen dan importir komoditas yang diperdagangkan (minyak, gas, dan batu bara), sangat diuntungkan dari situasi yang tidak menentu ini.

Faktanya, teori ekonomi terkadang membingungkan nalar kita. Namun, kurva ekonomi akan selalu membentuk dan mencapai titik keseimbangannya pada batas kemungkinan produksi.

Inilah keadilan ekonomi, ketika satu atau beberapa negara mengalami stagnasi atau krisis, yang lain akan memiliki surplus sebagai keseimbangan.

Perkembangan politik di kawasan Eropa yang mengalami ketengangan akibat invasi Rusia ke Ukraina juga memperparah krisis energi di kawasan itu.

Embargo perdagangan minyak dan gas Rusia yang dijatuhkan oleh negara-negara barat sebagai konsekuensi yang harus ditanggung Rusia atas invasinya ke ukraina.

Hal ini justru memperparah krisis energi di kawasan Eropa dimana rusia merupakan negara pemasok utama energi fosil bagi negara negara tersebut.

Meningkatnya suhu politik di Eropa ini juga memicu penurunan supply migas dunia karena Rusia merupakan pengekspor 11,4 persen bahan bakar migas di dunia.

Penurunan supply energi fosil ini memicu lonjakan harga minyak mentah dan gas alam di pasar internasional.

Faktanya, Harga minyak kini sudah berada di dekat level tertingginya selama 7 tahun terakhir.

Realitas ini mendorong negara-negara di kawasan Eropa mengubah kebijakan penggunaan energinya.

Belanda sudah mencabut pembatasan pembangkit listrik tenaga batubaranya guna mengantisipasi kenaikan harga minyak dan gas.

Kebijakan ini juga diikuti oleh Jerman dan Austria yang mengumumkan penyalaan kembali pembangkit listrik tenaga uapnya.

Seiring upaya negara-negara di Benua Biru menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) untuk mengatasi minimnya pasokan gas, ekspor batu bara Indonesia melonjak lebih dari dua kali lipat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai ekspor batu bara Indonesia ke UE pada kuartal II tahun ini mencapai US$ 191,2 juta, melonjak 143,72 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

Hal serupa juga terjadi di Provinsi Jambi, Selama semester 1 2022, volume ekspor batubara Jambi ke luar negeri meningkat sebesar 146,35 persen dibanding semester 2 2021.

Lonjakan ekspor batubara ini tentu berdampak pada peningkatan devisa masuk dan peningkatan potensi penerimaan negara bukan pajak yang salah satunya bersumber dari tambang batubara.

Kementrian Keuangan mencatat Penerimaan Negara bukan Pajak (PNBP) pada semester I 2022 tumbuh sebesar 35,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan ini dipicu peningkatan penerimaan pendapatan sumber daya alam yang tumbuh 86,8 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya.

Momentum krisis energi yang menggerek harga komoditas energi ini perlu dimaksimalkan oleh pemerintah untuk meningkatkan PNBP.

Pertumbuhan PNBP yang signifikan dan positif akan memperbesar ruang fiskal APBN Indonesia untuk bisa dibelanjakan sebagai pengeluaran pemerintah dalam rangka pemulihan pasca pandemi covid-19.

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi

(Statistics of Jambi Province)

 Jl.A. Yani No.4 Telanaipura Jambi

 Indonesia

Telp (62-741) 60497 Mailbox : bps1500@bps.go.id

logo_footer

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik