Bagi banyak orang data hanyalah angin lalu mungkin hanya merepotkan untuk mendapatkan dan mengelolanya.
Tapi jauh di atas fungsi tersebut, data berfungsi sebagai tolak ukur atau sebagai acuan dalam mengambil keputusan.
Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa latin yang bearti sesuatu yang diberikan.
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data.
Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi.
“Saat ini data adalah “new oil” bahkan lebih berharga dari minyak. Data yang valid merupakan kunci utama kesuksesan pembangunan sebuah Negara”, pernyataan presiden joko widodo dalam acara pencanangan pelaksanaan sensus penduduk 2020 di Istana Negera, Jakarta Jumat, 24 Januari 2020.
Menurut presiden, data yang valid sangat dibutuhkan untuk menyusun perencanaan, anggaran kemudian, membuat kebijakan hingga mengeksekusi kebijakan tersebut untuk hasil yang efektif dalam membuat keputusan yang tepat.
Pada era digital dan teknologi saat ini data berperan penting agar masyarakat dapat mengetahui pencapaian program yang telah dilakukan pemerintah.
Untuk itu perlu adanya kolaborasi dan komitmen bersama antar stakeholder agar data dapat tersedia dan dipertanggungjawabkan.
Lembaga pemerintah yang bertanggung jawab sebagai penyedia data statistik adalah Badan Pusat Statistik( BPS).
Salah satu peranan yang dijalankan oleh BPS adalah menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat.
Data ini didapatkan dari sensus ataupun survey yang dilakukan sendiri oleh BPS dan juga didapatkan dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder.
Hasil data statistik yang diselengarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statsitik secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan.