16 Agustus 2022 | Kegiatan Statistik Lainnya
Luka akibat pandemi Covid-19 belum sembuh, masyarakat kini dihantui oleh inflasi. Efek inflasi terasa dalam bagi masyarakat dikarenakan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya normal.
Badan Pusat Statistik Provinsi jambi (08/01/2022) merilis angka inflasi gabungan Juli year on year sebesar 8,55 persen, lebih kronisnya lagi, inflasi pada Juli 2022 merupakan inflasi tertinggi selama 5 tahun terakhir.
Bagaimana nasib pertumbuhan Ekonomi?
Inflasi dan pertumbuhan ekonomi bisa kita cermati dari dua sisi, yaitu pengaruh inflasi itu sendiri terhadap pertumbuhan ekonomi, atau pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap inflasi. Jika inflasi meningkat maka akan menghambat pertumbuhan ekonomi, meskipun demikian, bukan berarti inflasi harus digiring ke angka nol karena dapat menimbulkan stagnasi. Inflasi yang masih dalam kategori sedang dapat memberikan stimulus bagi produsen untuk meningkatkan produksinya, sejalan dengan hukum demand and supply, jika harga naik maka penawaran akan naik. Tingkat inflasi yang tinggi pada umumnya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang sedang memanas. Inflasi terjadi ketika tingkat harga barang dan jasa naik, dan sebuah keniscayaan bahwa kenaikan harga berdampak pada kegiatan produksi. Umumnya, jika terjadi inflasi maka masyarakat akan mengalihkan investasi. Berkurangnya investasi tentu menyebabkan turunnya aktifitas ekonomi, dengan kata lain artinya inflasi yang tinggi akan mempengaruhi pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Selain menyoal tentang investasi, tingginya angka inflasi juga menyebabkan penurunan daya beli. Apabila konsumsi masyarakat mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami penurunan. Hal ini karena penurunan konsumsi berbanding lurus dengan penurunan permintaan terhadap barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan mengakibatkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. Inflasi dapat mengancam laju gerak ekonomi jika tidak segera dikendalikan. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) diharapkan bersinergi mengambil kebijakan strategis untuk menekan laju inflasi agar keberlangsungan pemulihan ekonomi pasca pandemi tetap terjaga. Pemerintah harus berkewajiban menjaga kestabilan harga barang dan jasa sehingga tingkat inflasi dapat dikendalikan.
Apa yang harus kita lakukan?
Kita sebagai pelaku sektor rumah tangga, tentu sangat terdampak dengan laju inflasi yang tinggi. Kenaikan harga yang diluar kendali menyebabkan kita meringis. Masyarakat yang memiliki penghasilan tetap tentu akan merugi dengan adanya inflasi, karena dengan besaran pendapatan yang sama mereka memperoleh barang dan jasa yang lebih sedikit dari biasanya. Untuk itu, masyarakat dituntut cerdas agar tidak babak belur ketika terjadi inflasi.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak inflasi.
Pertama, meningkatkan pendapatan, semakin tinggi inflasi maka semakin banyak uang yang kita butuhkan untuk membeli sesuatu, akibatnya kita harus mencari pendapatan tambahan. Ada berbagai peluang yang bisa kita manfaatkan untuk menambah pendapatan, diantaranya dengan melakukan pekerjaan atau usaha sampingan, mengandalkan barang produktif untuk passive income, atau berinvestasi pada instrumen yang aman.
Kedua, dengan mengatur pengeluaran. Berusaha mengurangi porsi pembiayaan konsumsi merupakan salah satu jalan untuk menekan laju inflasi. Belanja barang dan jasa dilakukan selektif mungkin dengan membuat skala prioritas terhadap kebutuhan harian. Keperluan primer harus didahulukan tanpa mengesampingkan kebutuhan sekunder. Selain menghemat pengeluaran, pengaturan belanja mampu membatasi uang yang beredar dipasaran sehingga diharapkan bisa menekan laju inflasi.
Langkah ketiga adalah sebaiknya kita memiliki dana cadangan. Menabung menjadi alternatif yang sangat bermanfaat ketika inflasi terjadi. Hal ini harus dilakukan jauh-jauh hari, khususnya ketika pendapatan kita berlebih atau pos pengeluaran ada yang tertunda.
Noel Whittaker berprinsip “kaya bukanlah tentang seberapa banyak uang yang kita peroleh, melainkan tentang seberapa baik kita mengelola uang tersebut”.
Jadi, bila kita mampu mengelola pemasukan dan pengeluaran maka “intern inflasi” dalam rumah tangga pun akan terkendali.
Sehingga kita pun akan tetap tersenyum manis dan optimis ketika inflasi hadir. (Data Jambi/BPS Kabupaten Sarolangun)
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi
(Statistics of Jambi Province)
Jl.A. Yani No.4 Telanaipura Jambi
Indonesia
Telp (62-741) 60497 Mailbox : bps1500@bps.go.id