BPS Provinsi Jambi Diskusi Inflasi pada Dialog Pagi RRI

Kamis (18/7) pagi, Dwi Jayanti, Statistisi Ahli Muda selaku Ketua Tim Statistik Harga BPS Provinsi Jambi, mengikuti acara Dialog Jambi Pagi Ini RRI Pro 1 88,5 FM. Dialog yang bertajuk “Sinergi Dalam Pengendalian Inflasi di Provinsi Jambi” tersebut turut mengundang Kepala Perwakilan BI, Warsono, Kepala Biro Perekonomian dan SDA, Johansyah, dan Pakar Ekonomi/Direktur Pascasarjana Universitas Jambi, Prof. Dr. H. Haryadi, SE., MMS.

Dalam dialog yang dipandu oleh Tatik Wijaya tersebut, Dwi menjelaskan bahwa inflasi pada hakekatnya adalah kondisi perkembangan harga komoditas barang dan jasa. Beras dan cabai merah memiliki bobot yang besar dalam penghitungan inflasi. “Sedikit saja harganya naik, maka potensi terjadinya inflasi cukup besar,“ terang Dwi. Dwi juga menjelaskan bahwa beberapa komoditas administered price juga memiliki pengaruh yg besar dalam penghitungan inflasi, seperti tarif listrik, bensin, dan rokok, dimana komoditas tersebut tidak dapat diintervensi oleh pemerintah setempat.

Warsono menjelaskan sinergi BI dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak melalui TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) merupakan kunci keberhasilan pengendalian inflasi. “BPS fungsinya hanya sebagai support data berkualitas, bukan bagian dari TPID, guna menjaga independensi BPS,” terang Warsono.

Sementara itu, Prof. Haryadi menyampaikan bahwa inflasi bukanlah sesuatu yang menakutkan. “Jika sudah di luar batas normal, barulah inflasi berdampak negatif. maka dari itu inflasi harus dikendalikan,” terang Haryadi. Ia juga menjelaskan bahwa kenaikan harga adalah insentif bagi produksi barang dan jasa.

Melalui sambungan telepon Johansyah menyampaikan bahwa pemerintah telah mengupayakan berbagai hal dalam pengendalian inflasi, namun perlu penguatan dari sektor hulu. “Saat ini telah dilakukan inventarisasi lahan untuk program Hortikultura Abadi. Ini adalah upaya penguatan ketahanan pangan di daerah untuk mengendalikan inflasi jangka panjang,” jelas Johansyah.