Rembuk Stunting Kabupaten Tebo: Bersama Cegah Stunting - Berita - Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi

Layanan Permintaan Data BPS Provinsi Jambi dapat diakses melalui chat center whatsapp 0811 7434 292 dan Saran dan pengaduan dapat disampaikan melalui email pengaduan1500@bps.go.id Terima kasih

Selamat Datang Di Website BPS Provinsi Jambi

Bagi para pengguna data BPS, yuukk berpartisipasi pada Survei Kebutuhan Data melalui link berikut http://s.bps.go.id/SKDJambi2024 Jawaban Anda sangat membantu untuk meningkatkan kualitas pelayanan kami. Terima kasih.

Rembuk Stunting Kabupaten Tebo: Bersama Cegah Stunting

Rembuk Stunting Kabupaten Tebo: Bersama Cegah Stunting

1 Agustus 2022 | Kegiatan Statistik Lainnya


Upaya mencegah stunting di Kabupaten Tebo terus digalakan, pada 28 Juli 2022 mengadakan kegiatan konvergensi/rembuk stunting tingkat Kabupaten Tebo di aula Bakeuda Tebo. Prevalensi stunting Kabupaten Tebo Tahun 2019 sebesar 29,5 persen, dan turun menjadi 26, 20 persen pada 2021 data ini berdasar Buku saku hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021. Target penurunan stunting di Kabupaten Tebo dari 26,2 persen menjadi 16 persen pada 2024 mendatang. Tentu untuk mencapai terget tersebut butuh kerja sama antar pemerintah daerah Kabupaten Tebo dengan pemerintah daerah Provinsi Jambi serta pemerintah pusat. Pemerintah Kabupaten Tebo sendiri terus melakukan upaya pencegahan stunting yang melibatkan perangkat desa, kecamatan serta dari dinas terkait. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir. akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian karena jika tidak ditangani dengan baik bisa berdampak jangka panjang kepada si anak. Stunting terjadi karena beberapa faktor atau multi dimensi dan tidak hanya karena soal faktor gizi buruk yang di alami oleh si ibu hamil maupun anak balita. 

Berikut beberapa penyebab stunting :

Praktek pola Asuh yang kurang baik, diantaranya kurangnya pengetahuan Ibu soal kesehatan dan gizi saat masa kehamilan dan setelah kelahiran.

Kurangnya layanan kesehatan ibu selama hamil atau pelayanan kesehatan setelah ibu melahirkan

Kurangnya akses rumah tangga terhadap makanan bergizi

Akses ke air bersih dan sanitasi kurang baik.

Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) 

IKPS merupakan satu instrumen untuk memantau dan mengevaluasi program penurunan stunting di Indonesia.

Dimensi dan indikator dalam IKPS ada Dimensi Kesehatan, Dimensi gizi, Dimensi perumahan, Dimensi pangan, Dimensi Pendidikan dan Dimensi perlindungan sosial. IKPS sendiri dihitung menggunakan indikator yang dihasilkan dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Pada 2020 IKPS Indonesia sebesar 67,3 naik 1,2 poin di banding tahun 2019 yang hanya 66,1. Sedangkan IKPS Provinsi Jambi 2019 sebesar 61,0 dan tahun 2020 sebesar 61,90 naik 0,90 poin.

Indeks masing-masing dimensi penyusun IKPS Nasional 2020, Dimensi Kesehatan sebesar 73.1, Dimensi gizi 85.1, Dimensi Perumahan 84.9, Dimensi pangan 88.8, Dimensi pendidikan 41.7 dan Dimensi perlindungan sosial 30.0. Riset Kesehatan dasar Kemenkes tahun 2019 mencatat terdapat 6,3 juta balita dari populasi 23 juta balita indonesia menderita stunting. Jumlah ini masih sangat di sayangkan, mengingat ini masih jauh dari nilai standar WHO yang seharusnya dibawah 20 persen.

Bersama cegah stunting

Upaya pencegahan stunting tidak dapat dilakukan sendiri harus bersama-sama.

Stunting bisa terjadi karena banyak faktor, oleh sebab itu penanganannya harus komprehensif melibatkan berbagai sektor.

Terdapat 23 kementerian dan lembaga yang ikut berjuang bersama guna mengatasi stunting di Indonesia. Yang mana target tahun 2024 bisa turun mencapai angka 14 persen.

Komitmen dan kordinasi antar lintas sektor dan dukungan organisasi profesi kesehatan, organisasi masyarakat, dan setiap keluarga sangat dibutuhkan.

Hadirnya negara dalam mencegah stunting bertujuan agar Indonesia maju. Pencegahan stunting yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Kebutuhan gizi sejak hamil harus terpenuhi, gizi yang cukup relarif lebih ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak. Konsumsi ibu hamil harus makan makanan sehat dan bergizi atau memakan suplemen sesuai anjuran dokter.

Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, ASI sangat baik bagi anak karena kandungan gizi Mikro dan makro yang terdapat pada ASI. Protein whey dan kolostrum yang ada dalam ASI mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak

MPASI yang sehat, ketika bayi sudah berusia 6 bulan keatas diberi makanan pendamping yang bergizi.

Memantau tumbuh kembang anak, sebagai orang tua harus memantau tumbuh kembang anak, terutama berat badan dan tinggi badan si anak. Membawa ke posyandu secara rutin mampu mendeteksi awal stunting

Selalu menjaga lingkungan yang bersih, anak di bawah 5 tahun sangat rentang akan penyakit, sehingga lingkugan yang sehat akan membantu tumbuh kembang si anak dengan baik.

Pemerintah sendiri melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membuat aplikasi ELSIMIL ( Elektronik Siap Nikah dan Hamil ) yang mana aplikasi ini berfungsi sebagai :

Alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko pada Catin

Menghubungkan catin dengan pendamping

Media edukasi tentang kesiapan menikah dan hamil, terutama yang terkait faktor risiko stunting,

Alat pantau kepatuhan catin dalam melakukan treatment untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat.

Stunting merupakan ancaman terhadap kualitas manusia di Indonesia khususnya di kabupaten Tebo, sehingga mari bersama cegah terjadi nya stunting terhadap anak, agar terwujud Indonesia Emas.

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi

(Statistics of Jambi Province)

 Jl.A. Yani No.4 Telanaipura Jambi

 Indonesia

Telp (62-741) 60497 Mailbox : bps1500@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik