13 September 2022 | Kegiatan Statistik Lainnya
Harga sawit yang naik turun dalam beberapa bulan terakhir nampaknya tidak menyurutkan semangat petani sawit dalam bertani.
Dibandingkan dengan menanam padi, masyarakat justru lebih senang untuk menanam sawit karena dari segi keuntungan cukup menggiurkan.
Lalu bagaimana ketika harga sawit anjlok? Beberapa petani mempunyai cara yang cukup jitu untuk ‘mempertahankan’ kondisinya, yaitu dengan tidak memanennya dalam kurun waktu tersebut.
Faktor lain mengapa sawit kian populer di kabupaten sarolangun yaitu terdapat target pasar yang cukup besar.
Dilansir dari data hasil updating direktori perusahaan perkebunan dan perusahaan pertanian lainnya (DPP dan DUTL), jumlah perusahaan perkebunan sawit di Kabupaten Sarolangun tahun 2022 yang masih aktif yaitu sebanyak 32 perusahaan perkebunan.
Di mana, hanya tiga perusahaan karet sementara 29 lainnya merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Sehingga, masyarakat yang mempunyai lahan sawit tidak khawatir akan mencari pasarnya. Sementara itu, tanaman padi yang notabene-nya sebagai makanan pokok masyarakat, sepertinya tidak banyak digandrungi lagi, beberapa faktornya yaitu karena menanam padi dinilai tidak cukup menguntungkan bagi beberapa petani.
Menurut penuturan salah satu petani di Kecamatan Singkut yang kini lahan perkebunan pepaya nya di kelilingi oleh kebun sawit dan juga karet, beberapa petani yang memilih untuk alih fungsi lahan disebabkan oleh bertani sawit ‘tidak seberat’ bertani padi.
Menanam padi dinilai cukup komplit yang membutuhkan perawatan ekstra dimulai dari tahapan persiapan lahan hingga masa panen, belum lagi jika terjadi hama ataupun faktor lainnya yang menyebabkan gagal panen.
Menurutnya, beberapa petani yang beralih fungsi lahan juga mengalami pola ikut-ikutan terhadap petani lain yang lebih dahulu berganti komoditas tanaman perkebunan. Dalam Publikasi Luas Panen dan Produksi Panen di Produksi Jambi Tahun 2021 dijelaskan bahwa BPS mempunyai cara untuk mengestimasi data luas panen yaitu dengan metode KSA melalui kolaborasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) & Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang sekarang bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), serta Badan Informasi Geospasial (BIG).
Tujuan dari pengembangan metode KSA ini tidak lain dan tidak bukan untuk memperbaiki metodologi penghitungan luas panen padi melalui penerapan objective measurement dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, serta ketersediaan citra satelit resolusi tinggi.
Dengan demikian, data yang dikumpulkan menjadi lebih akurat dan tepat waktu (timely). Pengamatan lapangan Survei KSA dilakukan pada 7 (tujuh) hari terakhir setiap bulan.
Dalam pelaksanaanya, Kabupaten Sarolangun mempunyai 36 segmen padi yang tersebar di seluruh Kabupaten Sarolangun, setiap bulannya segmen-segmen tersebut di amati oleh petugas dan kemudian dilaporkan ke Kabupaten.
Dari tahun ke tahun, tentu banyak terjadi perubahan-perubahan alih fungsi lahan di beberapa wilayah salah satunya Kecamatan Pelawan.
Petugas KSA Pelawan melaporkan bahwa terdapat beberapa segmen yang sudah tidak ditanami padi lagi sejak 2 tahun lalu, sehingga mengajukan pergantian titik segmen ke daerah potensial lainnya, beberapa kasus alih fungsi lahan yang terjadi tentu saja berhubungan dengan tanaman sawit yang kian populer. Luas panen padi di Kabupaten Sarolangun di tahun 2021 mengalami penurunan dibandingkan dengan luas panen padi tahun 2020 yaitu mencapai 35,35 persen (Publikasi Luas Panen dan Produksi Panen di Produksi Jambi Tahun 2021). Hal tersebut tentu datang dari banyak faktor eksternal lainnya tidak hanya masalah alih fungsi lahan, seperti terjadi banjir di beberapa wilayah amatan dan terdapat lahan-lahan yang dibiarkan begitu saja (tidak ditanami apapun).
Kemudian, bagaimana jika produksi padi di Kabupaten Sarolangun menurun? Apa dampak nyata yang dirasakan oleh masyarakat?
Jika luas panen padi mengalami penurunan, tentu berpengaruh positif terhadap produksi padinya, kemudian secara langsung berpengaruh terhadap produksi beras yang dihasilkan para petani padi.
Dilansir dari Data Dinas Perkebunan yang termuat dalam Publikasi Kabupaten Sarolangun dalam Angka 2022 disebutkan bahwa luas areal tanaman perkebunan kelapa sawit di tahun 2020 mencapai 85.147 Ha (angka sementara) dan kemudian di tahun 2021 meningkat menjadi 95.987,84 Ha.
Kecamatan yang mengalami perluasan tanaman perkebunan kelapa sawit yang sangat pesat yaitu Pauh, dimana di tahun 2020 luas areal tanaman perkebunan kelapa sawitnya hanya seluas 10.411 Ha (angka sementara) hingga di tahun 2021 luas arealnya pun meningkat pesat menjadi 23.033,77 Ha.
Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa secara keseluruhan, dalam kurun waktu satu tahun perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Sarolangun meningkat sekitar 10.000 Hektar dengan kepemilikannya oleh masyarakat dan juga perusahaan-perusahaan perkebunan.
Terdapat pro dan kontra dari fenomena alih fungsi lahan pertanian padi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.
Di satu sisi kurangnya lahan sawah menyebabkan pemenuhan beras masyarakat untuk dikonsumsi sendiri menjadi terbatas, jika dulu masyarakat tidak perlu membeli beras untuk makan sehari-hari, namun kali ini harus mulai memperhitungkan untuk membeli beras demi kelangsungan hidup.
Namun disisi lain, keuntungan dari menjual buah kelapa sawit memang tidak main-main, jika harga sedang naik para petani bisa mendapatkan keuntungan jauh lebih besar dibandingkan bersawah di ladang.
Keuntungan lain dari mengusahakan tanaman perkebunan kelapa sawit yaitu waktu petani sangat fleksibel, mereka bisa melakukan pekerjaan lainnya sembari menunggu waktu panen yang terbilang cukup lama.
Bahkan, mengusahakan kelapa sawit juga banyak dijadikan usaha sampingan oleh beberapa lapisan masyarakat.
Pemerintah daerah tentu tidak tinggal diam, mereka terus berupaya untuk kembali mencetak lahan sawah baru di daerah-daerah potensial dengan lahan yang luas dan siap ditanami padi kembali, juga memberi dukungan dan informasi terkait pertanian padi kepada para petani agar pemenuhan beras terpenuhi. (Data Jambi/)
Berita Terkait
Potret Internet di Kabupaten Sarolangun
SAWIT: SArang duWIT di Jambi
Kelapa Sawit: Komoditas Pertanian Terbanyak yang Diusahakan di Provinsi Jambi
Masyarakat di Kabupaten Tebo Lebih Memilih Membeli Rokok Dibandingkan Beras
Menghitung Produksi Padi Sawah di Muaro Jambi
SPAK 2024 Menekankan pada Integritas dan Permisif Budaya Korupsi yang Masih Ada di Masyarakat
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi
(Statistics of Jambi Province)
Jl.A. Yani No.4 Telanaipura Jambi
Indonesia
Telp (62-741) 60497 Mailbox : bps1500@bps.go.id